Repetisi
19/02/2017 Perihal pengulangan, di tengah hutan. Aku tumbuh, kau pun begitu. Kita saling berubah dan sama-sama berharap saling mengubah. Melalui ritme-ritme yang selama ini kupadukan dalam suatu catatan, kita stagnan. Fluktuasi yang kita harapkan hanya angan. Kita memutar sesuatu yang sudah basi, agar enak dipakai kembali. Dan begitu seterusnya. Sampai sama-sama memberanikan diri atau menyerah. Namun, pilihan kita bertahan. Dalam bertahan itu entah kenapa tak terasa memuakkan. Mendaur ulang topik pembicaraan tetap terasa nyaman. Basa-basi yang sudah sangat basi pun tak terpaksa kita telan. Kepemilikan pun tak pernah kita pikirkan. Hanya keputusan naif atas percayanya kita berlabuh di satu tambatan. Aku yakin kita sama-sama percaya, kita berada di tengah ketidakmungkinan yang hampir absolut. Tidak ada jaminan, namun membiarkan dan tetap bertahan. Dan pada akhirnya kita tetap dalam pola yang sama. Jatuh hati dalam repetisi.