Tenggat
31 Maret 2018 Maaf aku sibuk. Aku baru merasakan, rutinitas bisa jadi sangat mencekam. Memakan zona nyaman. Mengunci jati diri. Sementara manusia hanya suka menjustifikasi hasil. Tak pernah perduli proses dan progres. Ramalanku sudah jauh hari berhasil. Ketika beberapa bulan yang lalu aku prediksikan lembaranku akan sangat hitam dan putih. Aku memunafikkan diri, karena bagiku itu mesti. Kalau tidak, sudah kutinggalkan sesuatu yang fana ini. Begitu juga tentangmu, aku yakin kita sudah sama sama lupa. Dan saling bersalah sangka, bahwa tulisan-tulisanku ini kau rasa bukan untukmu. Karena belakangan ini aku tak pernah melakukan sesuatu. Tak bicara apalagi bertemu. Sama denganku, rutin membaca tulisanmu sudah bukan rutin lagi. Menyempatkan saja kadang tak sempat. Jadi kuserahkan perasaan ini kepada pemilik rasa. Entah jadi apa kedepannya, urusan Dia. Karena tenggat ini memisahkanku denganmu. Aku benci tenggat.