Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Ekspektasimu.

Tentang kamu yang selalu mengeluhkanku. Kamu selalu bercerita dengan segala mispersepsimu kalau kamu tak suka lelaki tipe begini, sambil menyebutkan keburukan-keburukan atau kebiasaan kurang baik yang belum bisa kutinggalkan. Lalu kamu memalingkan pandangan, berhenti memandangku sebagai kemungkinan. Kamu mengidamkan lelaki sempurna sampai kamu lupa menyempurnakan diri. Sampai suatu saat kamu sadar lelaki sempurna itu tak ada dan dirimu tak mungkin bisa sempurna. Kenapa tidak kamu ubah saja ekspektasimu?  Tak maukah kamu jatuh cinta dengan lelaki biasa dengan banyak kebiasaan yang tak kamu suka, lalu dengan rendah hati kamu membangunkannya, membantunya menemukan titik balik di hidupnya, membuat ia laki-laki seutuhnya. Membukakan mata bahwa ia menanggung beban berat sebagai lelaki, sebagai seseorang yang suatu saat mengemban keluarga atau bahkan bangsa. Bukankah jatuh cinta itu saling membangun? Bukankah jatuh cinta itu proses? Apa ekspektasiku kontra dengan realitanya?