Lebih Dari Itu.
Rupanya setelah aku repot-repot membolak-balikkan kata-kata yang dengan sengaja kuotak-atik maknanya tak juga kunjung kutemukan definisi dari rasa itu. Rasa dimana kau tiba-tiba menatapku di pertigaan jalan setapak, saat aku sedang menunggu ada yang "menarik" di kelopak mataku. Ternyata itu matamu. Mata yang entah mengapa aku bisa melihat semesta dimana ada aku didalamnya, juga kulihat rasa penasaran dari tatap matamu yang sepersekian detik bisa bertemu dengan mataku. Apakah ada sesuatu disana. Entah mengapa sepersekian detik ini cukup bagiku untuk menatap dalam-dalam matamu. Juga sampai sekarang aku seperti candu ingin menatapmu lama-lama. Kalau boleh kuanalogikan ibarat aku sedang berjalan digelapnya hutan rimba, menebas ilalang-ilalang tinggi dalam rimbunnya pepohonan yang setelah beberapa saat kulakukan itu akhirnya aku melihat cahaya putih, kemudian dengan segera aku berlari kearahnya. Disana kulihat dataran dengan hamparan rerumputan hijau yang berkilauan.