Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Dear

I always wished I had the courage to tell all of this sooner when the chances still bright as the sunrise but I always know I was just a mere coward, an acute hypocrite. Dear,  I was a realist. I did not believe in love at the first sight but God damned me for such arrogance, I never forget the first time when our eyes met, there was no such thing as sparky as your eyes . I fell for those. For every different color diffracted from your iris.    As if you hold the entire starry galaxies inside of it.   I loved how your eyes expand while you talked about your passions, ambitions and dreams.  I couldn't take my eyes of it as if  those eyes welcomed me to confide in it. I was a hard-headed egoist, I rarely seek someone for advices and inspirations. But somehow I could hear your stories for a whole damn day without complaining and feeling the urge to judged and interfered. Usually, I wanted to take control, i like to make things straight to the plans and run it according to my methods,

Berlanjut.

Banyak yang menunggu hari esok. Ada yang sudah merencanakan semua dengan harapan, ada yang memang jalannya sudah terbentang dengan gamblang terukur dengan skala capaian per satuan waktu. Namun ternyata hidup tidak se-linear itu, setidaknya hidupku. Ternyata ada kegagalan, kekecewaan, salah pengukuran, penolakan dan variabel diluar perencanaan. Masa depan kemudian bias, tak lagi terasa pijakannya, rute perjalanan tiba-tiba menyimpang, tujuan hilang dan cara untuk merekayasa hari esok tak lagi kupahami. Ah, namun hidup harus terus berlanjut, rencana seharusnya dinamis, berubah sesuai keadaan dan  beradaptasi sesuai situasi. Ternyata hidup yang benar-benar hidup adalah hidup yang dijalani sepenuhnya, ternyata perencanaan hanya sebuah cara untuk menjalani hidup, dan yang namanya 'cara' seharusnya ia datang setelah kita yakin kita berniat hidup. Setelah keyakinan membakar dengan mantap, seharusnya hidup menemukan caranya untuk berlanjut. Aku berniat menanggung semuanya, meski tubuh

Jadilah Abadi

Dunia terlalu kejam untuk orang-orang baik. Bahkan kepada orang yang mengajarkan arti kebaikan dan kebajikan kepada tunas yang tumbuh dengan gegabah. Kini tunas yang dirawat dengan cinta telah tumbuh jadi tanaman muda yang gamang. Ia mudah terombang gelombang dan terpukul angin. Namun lagi, Pohon Tua meneguhkan hidupnya dengan arahan dan bantuan. Ada hal yang tak pernah dipahami Sang tanaman muda, bahwa selalu ada pohon tua diatasnya yang melindunginya dari hujan dan badai. Sang tunas muda begitu percaya dirinya bisa tumbuh atas usahanya, yang sebenarnya tak pernah ada sedetikpun Ia tumbuh secara mandiri. Hidup bersiklus, yang Tua mulai meranggas, mulai sakit dan tak bisa selalu jadi pelindung. Daunnya berjatuhan menjadikan pupuk bagi yang muda untuk tumbuh jadi pelindung dan penyelamat mahluk-mahluk dibawahnya, dan ternyata sesuatu yang meranggas, tidak benar-benar mati. Dzat dan bagian tubuhnya hidup di mahluk yang lain. Menjadi darah, daging dan nutrisi. Ayah, hari ini engkau pergi.