Berlanjut.

Banyak yang menunggu hari esok. Ada yang sudah merencanakan semua dengan harapan, ada yang memang jalannya sudah terbentang dengan gamblang terukur dengan skala capaian per satuan waktu.

Namun ternyata hidup tidak se-linear itu, setidaknya hidupku.

Ternyata ada kegagalan, kekecewaan, salah pengukuran, penolakan dan variabel diluar perencanaan. Masa depan kemudian bias, tak lagi terasa pijakannya, rute perjalanan tiba-tiba menyimpang, tujuan hilang dan cara untuk merekayasa hari esok tak lagi kupahami.

Ah, namun hidup harus terus berlanjut, rencana seharusnya dinamis, berubah sesuai keadaan dan  beradaptasi sesuai situasi. Ternyata hidup yang benar-benar hidup adalah hidup yang dijalani sepenuhnya, ternyata perencanaan hanya sebuah cara untuk menjalani hidup, dan yang namanya 'cara' seharusnya ia datang setelah kita yakin kita berniat hidup. Setelah keyakinan membakar dengan mantap, seharusnya hidup menemukan caranya untuk berlanjut.

Aku berniat menanggung semuanya, meski tubuh hancur, beban-beban itu akan kubawa sepenuhnya, akan kutanggung seberapa beratnya hidup, akan kuhadapi hari esok. Bukan karena aku kuat, tapi karena aku manusia yang masih hidup dengan kesempatan-kesempatan. Maka kuputuskan untuk melanjutkan hidup. 

Sepenuhnya. Seluruhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu