Aroma Kopi dan Asap Tembakau
Sebagai manusia yang bernurani, waktu itu aku pergi mencari hati. Yang mungkin sudah menghitam akibat forum-forum diskusi yang tak kunjung menemukan solusi karena di dalamnya penuh dengan egoisme yang saling ber-oposisi. Membawa kepentingan masing-masing yang katanya demi kepentingan bersama. Lucu bukan? Singkatnya aku pergi, bersama teman dengan seragam visi, untuk menenangkan diri. Sekedar menikmati kopi dan tembakau sebagai kearifan negeri ini. Bersenda gurau membicarakan hal-hal tak penting yang tak sengaja kami bahas sampai pagi. Ditemani secangkir kopi yang entah mengapa awet sekali walaupun di hirup seperti setengah detik sekali. Tak lupa tembakau asuhan petani pribumi yang setiap hela nafas kami hembuskan, mengandung cerita yang terbakar melalui tenggorokan ini. Aku merasa ini beda sekali dengan forum diskusi yang kualami, apakah tak bisa diskusi dijadikan media yang sama seperti yang kulakukan dengan kopi dan tembakau ini? tak perlu membawa idealisme pribadi, kepent