Pergi Sejenak.
21/01/2018 Tulisanku semakin membumi. Sadar tak sadar kita hidup dalam monotonisme yang tinggi. Menghilangkan jati diri, bermuka banyak dan entah kenapa kita berorientasi pada mayoritas. Mengikuti arus utama dan terseret entah kemana. Karakter dibunuh social media, mengesankan orang lain lebih penting daripada menikmati hidup sendiri. Kesana kemari, untuk eksistensi. Dikampus selalu ada persoalan yang entah kenapa semenjak bangunan berdiri dan baru rampung proses awal administrasi tak pernah usai, anehnya persoalan diturun-temurunkan, dipermasalahkan lalu ditinggalkan, kemudian dibebankan kepada yang sedang memegang jabatan. Yang peduli berlebih digolongkan aktivis, yang tak peduli digolongkan apatis. Selalu ada dinding pemisah, antara manusia dan manusia lain. Lucunya, kita senang digolongkan dan merasa bergolongan. Merasa bangga karena punya pendirian. Katanya. Di luar kampus , Muda-mudi selalu berselisih perihal cinta, itu-itu saja bahasannya. Bergalau-galau ria, la