Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Krisis Kepercayaan

Bicara politik, tapi aku menolak fanatik. Sebagai orang yang menyatakan diri bahwa tidak ada kekuasaan vertikal yang benar-benar berjalan dengan semestinya sejak Nabi yang terakhir. Sebagai orang yang meragukan demokrasi dan otoritarian. Sebagai orang yang mencoba keluar dari belenggu kapital dan selalu berpikir bahwa keadilan dan kemakmuran total hanya mimpi siang bolong. Sebagai orang yang masih meragukan sistem 'negara'. Sebagai orang yang masih tidak menentukan sikap dan tidak berpihak. Siapa yang harus aku percaya kalau semua yang kutanya selalu melemparkan opininya dengan bumbu-bumbu fanatisme dan mempunyai tendensi untuk mempengaruhi serta memenangkan debat?. Siapa yang harus aku percaya kalau kubu yang bertahan diklaim melakukan kecurangan serta tindak sewenang-wenang dan kubu yang lainnya mendeklarasikan kemenangan atas ketiadaan serta memotori gerakan umat untuk kepentingan politik, kepentingan perorangan dan golongannya? Lalu siapa yang harus percaya? Hukum

Jika memang kamu.

Jika memang kamu, yang setiap malam menyempatkan membaca tulisan-tulisanku, yang menunggu dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi denganku, yang ingin berusaha menopang dan menggandengku keluar dari masalah-masalahku, yang ingin aku jadi alasan atas perasaan rumitmu, yang ingin aku menjelaskan semua ceritaku, yang benar-benar ingin tahu bahwa yang tertulis di dalam tulisanku memang kamu. Percayalah, yang aku ingin juga kamu. Seseorang yang kuharap membaca tulisanku, yang kuharap akan menunggu dan menanyakan kecamuk yang ada dalam diriku, yang berusaha menopang dan menggandengku dengan cara yang tak kutahu, yang kuharap memikirkanku dalam perasaan rumitmu, seseorang yang kuharap akan bisa kuceritakan segalanya, yang kuharap tahu bahwa semua yang tertulis dalam tulisanku hanya kamu. Jatuh cinta, perasaan, kekaguman dan rasa ingin memiliki memang terasa sesialan itu. Begitu rumit untuk di polakan, di kategorikan dan di runut. Kita sama-sama butuh kehangatan dalam berbicara,

Tentangmu.

Aku tak bisa menulis yang indah yang berbunga-bunga. Yang kuingin, langsung saja menikam di hati. Hari berlalu di selang antara hujan deras dan panas terik. Berlalu diantara sepi yang memeluk dan ramai yang asing. Berlalu diantara sibuk yang membosankan dan bosan yang menyibukkan. Hidup digantung oleh ambisi buta dan ketidakpastian, semua terjadi karena takut hari esok. Terlalu terintimidasi oleh waktu, tentang besok bagaimana dan jadi apa. Kupasrahkan saja, karena pasrah bukan menyerah, namun menerima sepenuhnya realita-realita, kuhadapi selayaknya, sekuatnya. Baik dulu atau sekarang, sepertinya rasa itu tumbuh dengan kebingungan. Tentang aku yang kurang pendirian atau belum sampai tahap matang secara pendewasaan. Semua hal jelas, semua aku yang tanggung, semua aku yang salah. Aku tahu kau menunggu, tentang kata kunci yang kau tunggu-tunggu selama ini, supaya secara resmi kau tau deklarasi apa yang sebenarnya, tentang aku dan perasaanku. Aku pun tahu kau bingung, karena kau