Krisis Kepercayaan

Bicara politik, tapi aku menolak fanatik.

Sebagai orang yang menyatakan diri bahwa tidak ada kekuasaan vertikal yang benar-benar berjalan dengan semestinya sejak Nabi yang terakhir. Sebagai orang yang meragukan demokrasi dan otoritarian. Sebagai orang yang mencoba keluar dari belenggu kapital dan selalu berpikir bahwa keadilan dan kemakmuran total hanya mimpi siang bolong. Sebagai orang yang masih meragukan sistem 'negara'. Sebagai orang yang masih tidak menentukan sikap dan tidak berpihak.

Siapa yang harus aku percaya kalau semua yang kutanya selalu melemparkan opininya dengan bumbu-bumbu fanatisme dan mempunyai tendensi untuk mempengaruhi serta memenangkan debat?. Siapa yang harus aku percaya kalau kubu yang bertahan diklaim melakukan kecurangan serta tindak sewenang-wenang dan kubu yang lainnya mendeklarasikan kemenangan atas ketiadaan serta memotori gerakan umat untuk kepentingan politik, kepentingan perorangan dan golongannya? Lalu siapa yang harus percaya?

Hukum, peraturan dan regulasi dibangun untuk kepentingan pribadi. Untuk mendukung singgasana politik dan para pemilik modal. Lalu yang ditayangkan oleh media hanya berita-berita penuh kebencian, penuh ketidaksepahaman dan setelah ini apa? perang?. Bagiku menistakan agama bukan membakar kitab suci, bukan menghina Tuhan dan Rasul-Nya. Menistakan agama yang paling masif, terstruktur dan sistematis adalah menggerakan umat atas nama Islam untuk kepentingan-kepentingan pribadi, apalagi masalah kekuasaan. Lalu bagaimana nasib mereka yang sama agamanya namun beda sikap politiknya? agama apa yang mereka punya? agama mana yang kalian bela?

Bicara masalah kecurangan, semua orang yang memiliki kepentingan akan memiliki kecenderungan untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan kepentingannya. Jadi, kau, aku, mereka, semua dari kita memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk melakukan kecurangan. Selama neraka masih menerima manusia untuk dibakar di dalamnya, kecurangan akan tetap ada dan tidak bisa disalahkan. Jadi tidak usah munafik, semua kubu pasti melakukan kecurangan.

Aku berdiri pada kebebasan akan pilihan, aku berjuang atas kemerdekaan pikiranku. Kesimpulan kolektif oleh media, elite politik bahkan beberapa pemuka agama sudah tidak bisa dipercaya lagi. 

Selamat berjihad di jalan calon masing-masing. Aku bukan golongan kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu