Tentangmu.
Aku tak bisa menulis yang indah
yang berbunga-bunga.
Yang kuingin, langsung saja menikam di hati.
Baik dulu atau sekarang, sepertinya rasa itu tumbuh dengan kebingungan. Tentang aku yang kurang pendirian atau belum sampai tahap matang secara pendewasaan. Semua hal jelas, semua aku yang tanggung, semua aku yang salah. Aku tahu kau menunggu, tentang kata kunci yang kau tunggu-tunggu selama ini, supaya secara resmi kau tau deklarasi apa yang sebenarnya, tentang aku dan perasaanku.
Aku pun tahu kau bingung, karena kau ikut kodratmu : diam, bisu, menunggu. Aku disini, dengan kebisuan yang sama, dengan diam yang lebih hitam, hanya saja aku tak menunggu. Aku berjuang dengan caraku atas kamu yang tak pernah bisa kuraih. Kamu terlalu jauh, tak dapat kurengkuh. Kamu terlalu terang untuk aku yang nyaman dalam sisi gelap. Lalu menunggumu, kunodai dengan egoismeku dan tingginya harga diriku. Maka dari itu, aku menulis sebagai manifestasi akan semuanya, akan segalanya, akan aku dan kamu.
Aku menulis tentangmu bukan karena aku ingin, tapi setelah berseri dan terangkai episodenya. Aku menyadari aku butuh menulis, khususnya tentangmu. Aku butuh media untuk menanam rasa ini, ia berhak tumbuh, walau aku tak pernah tahu, entah ia akan subur, entah ia mati karena tak sanggup tumbuh atau dibunuh. Namun aku hanya memberikan haknya, perihal lainnya, entah.
Aku ingin tulisanku bisa kuberi layaknya sebuah bouquet bunga, aku ingin tulisanku merah merekah dan menyibak wangi semerbak. Agar ketika kau baca, kau bisa menatap indah dan mencium harumnya. Bahwa tulisanku tersusun atas variabel komposisi yang sudah aku hitung betul hasilnya, agar kamu tahu aku berusaha, walau tak seberapa, setidaknya aku menaruh raga, jiwa dan rasa. Akan aku sajikan alam semesta dalam tiga rangkai kata yang akan meledak ketika kau baca.
AKU.
JATUH.
CINTA.
yang berbunga-bunga.
Yang kuingin, langsung saja menikam di hati.
Hari berlalu di selang antara hujan deras dan panas terik. Berlalu diantara sepi yang memeluk dan ramai yang asing. Berlalu diantara sibuk yang membosankan dan bosan yang menyibukkan. Hidup digantung oleh ambisi buta dan ketidakpastian, semua terjadi karena takut hari esok. Terlalu terintimidasi oleh waktu, tentang besok bagaimana dan jadi apa. Kupasrahkan saja, karena pasrah bukan menyerah, namun menerima sepenuhnya realita-realita, kuhadapi selayaknya, sekuatnya.
Baik dulu atau sekarang, sepertinya rasa itu tumbuh dengan kebingungan. Tentang aku yang kurang pendirian atau belum sampai tahap matang secara pendewasaan. Semua hal jelas, semua aku yang tanggung, semua aku yang salah. Aku tahu kau menunggu, tentang kata kunci yang kau tunggu-tunggu selama ini, supaya secara resmi kau tau deklarasi apa yang sebenarnya, tentang aku dan perasaanku.
Aku pun tahu kau bingung, karena kau ikut kodratmu : diam, bisu, menunggu. Aku disini, dengan kebisuan yang sama, dengan diam yang lebih hitam, hanya saja aku tak menunggu. Aku berjuang dengan caraku atas kamu yang tak pernah bisa kuraih. Kamu terlalu jauh, tak dapat kurengkuh. Kamu terlalu terang untuk aku yang nyaman dalam sisi gelap. Lalu menunggumu, kunodai dengan egoismeku dan tingginya harga diriku. Maka dari itu, aku menulis sebagai manifestasi akan semuanya, akan segalanya, akan aku dan kamu.
Aku menulis tentangmu bukan karena aku ingin, tapi setelah berseri dan terangkai episodenya. Aku menyadari aku butuh menulis, khususnya tentangmu. Aku butuh media untuk menanam rasa ini, ia berhak tumbuh, walau aku tak pernah tahu, entah ia akan subur, entah ia mati karena tak sanggup tumbuh atau dibunuh. Namun aku hanya memberikan haknya, perihal lainnya, entah.
Aku ingin tulisanku bisa kuberi layaknya sebuah bouquet bunga, aku ingin tulisanku merah merekah dan menyibak wangi semerbak. Agar ketika kau baca, kau bisa menatap indah dan mencium harumnya. Bahwa tulisanku tersusun atas variabel komposisi yang sudah aku hitung betul hasilnya, agar kamu tahu aku berusaha, walau tak seberapa, setidaknya aku menaruh raga, jiwa dan rasa. Akan aku sajikan alam semesta dalam tiga rangkai kata yang akan meledak ketika kau baca.
AKU.
JATUH.
CINTA.
Komentar
Posting Komentar