Bimbang


Aku tak tahu bagaimana caranya, apa aku harus jatuh cinta dengan mudah seperti orang-orang? atau aku harus menunda-nunda untuk memantapkan penilaian sambil dicemooh orang-orang? Bagiku, jatuh cinta itu membingungkan. Dan anehnya, malah orang lain yang memberikan tuntutan. Sedangkan, untuk mematangkan dan memantaskan diri saja masih dinomor sekiankan.

Lalu untuk apa jatuh cinta kalau hanya untuk menghindari kesendirian dan mengisi kebosanan? dan ketika jatuh cinta sudah membosankan, apa yang harus kita lakukan? Datang lalu tinggalkan? lalu setelah beberapa waktu kemudian. Akhirnya kita sesalkan? Berharap kesalahan bisa dikembalikan dan dimaafkan?

Lalu jika segala penilaian hanya dari penampilan apa gunanya Tuhan menciptakan perasaan? Apa cinta hanya datang dari egoisnya penilaian pengelihatan? Sementara hak-hak perasaan terabaikan? Dan ketika menjalin hubungan, kenapa manusia inginkan kesempurnaan? Ketika ada kecacatan berarti ada ketidak cocokkan, kemudian cerita berakhir naas, lalu saling meninggalkan.

Kalau aku boleh mempertanyakan, jadi jatuh cinta itu harus di bagaimanakan? Aku hanya ingin jatuh cinta ketika itu layak diperjuangkan, layak dipertahankan dan layak memenuhi perasaan. Apakah keinginanku terlalu sulit untuk direlevankan dengan keadaan? dan hawa yang kucari dengan keinginan seperti itu sudah hilang ditelan zaman?

Mungkin semua yang kubingungkan akan hilang, ketika hawa yang kutunggu-tunggu datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu