Menemukan Hati
2019. Tahun titik balik. Semua akan berakhir dan dimulai di tahun ini.
Aku pernah merasa menemukanmu. Bahwa dari ratusan percobaan dan jutaan kemungkinan, aku pernah merasa bahwa kamu adalah yang satu. Tempat semua kata-kataku tertuju, terakumulasi dan tersimpan dengan hangat. Aku pernah merasa bahwa kamulah cahaya semburat merah terakhir, yang padam ketika senja hendak pamit. Ternyata kamu hanya kata-kata tanpa makna yang ada diantara perasaan dan pemikiran. Dan kamu hanya sepoi angin yang berlalu dengan dingin.
Tidak sampai ke situ ternyata, kita sama-sama terjebak dengan diri kita sendiri, dengan kebanggaan dan narsisme kita sendiri, dan sangat jatuh cinta kepada diri kita sendiri. Dan percobaan-percobaan itu, cuma sekedar nominal, pemenuh kuantitas tanpa kualitas. Hampa sekali bukan?
Namun setidaknya aku belajar, bahwa 'menemukan' tidak selalu linier dengan 'mencari'. Menemukan lebih kepada meyakinkan diri sendiri akan pilihan-pilihan yang ada. dan yang paling penting daripada menemukan sesuatu adalah menemukan diri sendiri.
Dunia tidak akan berdamai denganku, jadi minimal aku berdamai dengan diriku sendiri, dengan pemikiran dan perasaanku. Dengan begitu semua mengikuti, kegelisahanku terhadap masa depan, terhadap kepada siapa aku jatuh hati, akan terasa lebih nyaman, ketika aku paham, mengerti tentang aku dan berusaha berdamai dengannya.
Menemukan hati bukan perkara 'siapa', tapi perkara 'kenapa'. Bukan kepada siapa nanti aku jatuh hati, tapi mengapa aku jatuh hati.
itu dia, aku harus mencari alasan dan jawaban akan pertanyaan.
Komentar
Posting Komentar