Terlahir dari Badai.

Banyak rangkaian kata yang bisa diukir dalam sebuah kertas bernama kehidupan. Mengartikan konsepsi kehidupan bisa jadi sangat lebar pendefinisiannya.

Bagiku hidup adalah kebersinambungan kegagalan dan percobaan. Hidup adalah sebuah kontestasi ketahanan dan penyesuaian metode diri dalam menghadapi persoalan. Hidup adalah tentang berusaha yang terbaik untuk menolak disia-siakan dan punah karena tuntutan keadaan.

Pada dasarnya, setiap manusia yang semakin dewasa akan semakin sadar bahwa hidup bukanlah tempat bermain seperti yang digambarkan pada novel-novel roman karangan penulis ulung. Ada realita dimana : tak mungkin semua orang kaya, tak semua tinggal dirumah bak istana, tak semua memiliki kisah cinta paling romantis satu semesta dan tak semua dikaruniai keturunan yang serba sempurna. Ada fakta getir yang nyata bahwa diluar sana ada yang berusaha sedemikian rupa namun tetap nestapa, tak pernah di peluk romantika bahkan tak pernah dikaruniai keturunan.

Memahami hidup berarti mengantisipasi ekspektasi liar yang selalu kita harap-harap terjadinya. Memaknai hidup berarti memilih berkembang menjadi kuat setiap harinya dari pada terus menerus berharap kemudahan. Menghidupi hidup berarti tenang terhadap cepatnya perubahan dan mulai berdikari, mencoba sendiri, menerobos segala problema dengan metode ala kita sendiri, dengan jatuh bangunnya diri sendiri.

Hidup adalah ruang hampa dimana aksi-reaksi didalamnya hanya milik yang Kuasa, tak pernah ada manusia yang memiliki akurasi 100% dalam memproyeksi masalah yang akan dihadapinya dan berikut solusinya. Karena ketidakpastian yang demikian, manusia memaknai hidup dengan berdoa atas ketidakberdayaannya.

Hidup adalah badai ditengah samudra. Sepandai-pandainya pelaut, ia tak penah dapat mengatur deru ombak, arus laut dan arah angin. Namun selayaknya pelaut handal, ia terus berlatih untuk mengatur kemudi dan mengendalikan layar, ia memang berharap jalur pelayaran yang tenang, namun ketika badai menerjang, tak ada pilihan lain selain bertahan dan berusaha untuk tetap sampai ke tujuan.

Hidup adalah medan perang. Tak melulu manusia yang kuat, berpangkat dan yang berharta banyak yang menang. Perang bukan hanya tentang kekuatan, namun pemenang perang ditentukan secerdik apa mengatur strategi dan seberapa teguh dalam berjuang. Hidup adalah merekayasa strategi untuk sesuai dengan kebutuhan persoalan.

Untuk para manusia penempuh badai, biasakanlah rasa dingin untuk sementara, belajarlah meraba dalam gelap, kuatlah dalam mendaki setapak batu yang licin. Walau entah setinggi apa puncaknya, sejauh apa tujuannya. Suatu saat, kalian akan sampai.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu