Biar aku yang mengemban cinta.
Jatuh cintaku larut. Buku-buku puisi, roman dan ideologi sudah bertumpuk. Kata orang, supaya tak jatuh cinta seperti orang mabuk, logika perlu dipertajam dalam perenungan. Semua itu risetku, untuk menyempurnakan cara jatuh cintaku dan implementasinya nanti kepada siapapun yang berhak menerima rasaku. Benih cinta itu sudah coba kutanam sesuai panduan, kupupuk sesuai takaran dan sudah tumbuh tegak. Seraya waktu berlalu daunnya mulai rimbun. Namun sejauh pohon itu tumbuh, belum ada yang ingin singgah untuk sekedar berteduh, apalagi berlabuh untuk waktu yang jauh. Aku berguru pada siapapun, pada apapun. Mendengarkan kisah depresi percintaan mereka, yang begitu pelik dan mendengar kisah dari orang yang hatinya kering kerontang tak pernah ada cinta yang tumbuh subur menghijaukan. Aku juga mendengar kisah cinta dari sepoi angin di pegunungan, dari gemerisik gesekan daun di hutan, dari suara deru air aliran sungai, dan dari senyapnya sunyi, dengan caraku, dengan maksud tertentu. Dan ak