Masa lalu dan imajinasi
Cuplikan tulisanku.
Mungkin kita sama-sama tidak bisa percaya dengan ketidaksesuaian yang tiba-tiba datang diluar rencana. Tentang aku yang terlalu begini, mengenai sikap impulsifku yang tak kau tau. Dan kondisi lain yang datang begitu saja tanpa permisi. Kita jadi tak bisa dekat sesuai dengan rencana, perkiraan, ekspektasi. Lalu rasa hilang begitu saja, disapu angan, ditelan waktu.
Mungkin kita sama-sama tidak bisa percaya dengan ketidaksesuaian yang tiba-tiba datang diluar rencana. Tentang aku yang terlalu begini, mengenai sikap impulsifku yang tak kau tau. Dan kondisi lain yang datang begitu saja tanpa permisi. Kita jadi tak bisa dekat sesuai dengan rencana, perkiraan, ekspektasi. Lalu rasa hilang begitu saja, disapu angan, ditelan waktu.
Kita sama-sama pasrah
pada terserah, mengklaim bahwa anganku yang dulu untuk mendekapmu dan menjadikanmu
dunia lain tempat aku hidup untuk hari kemudian, hanya sebatas angan, bahkan
keinginan sudah tak sekuat itu untuk merealisasikan. Lalu kamu menjadi kamu dan
aku menjadi aku.
Dua insan yang pernah berharap
untuk saling menopang sayap, terbang mengangkasa bersama, namun tak sempat
tinggal landas. Bertemu saja kita canggung, takut membuka pembicaraan karena
rasa kita sama-sama dalam dan takut kehilangan. Tak kusangka jatuh cinta
sesialan dan serumit itu.
Aku pernah berimajinasi
akan menggenggam tanganmu suatu saat, menariknya ke ujung-ujung dunia, mengajaknya
menyentuh bunga-bunga yang tak tumbuh ditanah kelahiran kita. Lalu menggapai pucuk-pucuk gunung dan
membelai terumbu karang didasar-dasar laut. Dunia akan menjadi tempat bermain
kita. Tapi apadaya, imajinasi akan tetap imajinasi.
Terima kasih, berkatmu karunia
Tuhan yang satu ini bisa kurasakan baik manis atau pahitnya. Sesuai saranmu, aku
akan urus hidupku sebaik dan serapih mungkin. Selamat jatuh cinta dan sampai
jumpa.
Komentar
Posting Komentar