Phenomenon.
Fenomena yang semakin kesini marak terjadi adalah jatuh
cinta butuh validasi sosial, butuh di klarifikasi secara masif dan kontinyu. Seakan-akan
hubungan perlu dipublikasikan dan diberitakan bahwa aku dan dia selalu baik-baik
saja dengan mengunggahnya di platform media mainstream. Jatuh cinta berubah jadi
alat validasi bahwa ketika ada hubungan atas dasar cinta maka aku eksis dan
diakui. Aku dicintai, maka aku ada didunia seutuhnya.
Terbentuklah standar sosial yang baru, manusia
muda mulai merengek-rengek mengemis cinta, memohon validasi. Akibatnya? Cinta
menjadi depresan murni bagi jiwa-jiwa yang labil. Sendirian di cap inkompeten
dalam menarik perhatian lawan jenis, tak di sukai dan tak layak mendapatkan
kasih sayang. Belum lagi pergaulan diisi oleh orang-orang tak berperasaan yang
hobinya menjustifikasi pendirian yang sedikit berbeda dari manusia seumuran
lainnya.
Dalam berhubungan pun kini telah beresonansi dengan
perubahan zaman. Aku meyakini bahwa hubungan yang sehat lahir dari komunikasi antar
orang-orang yang berhubungan, bukan antar orang yang berhubungan dan khalayak
ramai. Orang-orang diluar hubungan hanya akan memberikan pengaruh, entah itu
positif atau negatif, namun kenyataan selalu menunjukkan fakta bahwa orang luar
hanya memberikan energi negatif dalam berhubungan. Bahkan pada akhirnya menyebabkan ketidaksuaian, terlebih lagi perpisahan.
Komentar
Posting Komentar