Konsekuensi
Semua hal punya konsekuensi.
Pilihan, perkataan, sikap, pernyataan, pemikiran dan perbuatan, semua tak lepas dari sebab-akibat yang telah dan akan timbul. Ironisnya, kebanyakan orang perlu salah dan kalah untuk sekedar paham konsekuensi. Banyak logika yang dibunuh ego, keputusan menjadi bias dan tak terarah. Terlepas tepat atau tidak, keputusan harus diambil untuk melangkah. Gagal berhasil bisa jadi hanya sementara dan dinamis, manusia yang punya pilihan harus bisa hidup dengan berani, selalu berorientasi pada proses dan tidak pernah berhenti setelah mendapat hasil.
Kalau manusia memang dijatah gagal berhasilnya, yang gagal harus bersyukur, berarti masih ada jatah berhasil yang belum datang. Dan seharusnya yang berhasil gusar, bahwa hasil bisa salah atau tidak selamanya relevan. Maka bergeraklah, gagal dan berhasil punya konsekuensi, dan bukan alasan absolut untuk berhenti.
Manusia yang selalu diremehkan karena gagal dan pencapaiannya yang kurang baik, justru punya senjata mematikan untuk bangkit dan melawan. 'Efek Kejut' merupakan salah satu senjata manusia yang lemah dan kalah. Ibarat gunung yang sudah didikte nonaktif, ketika tiba-tiba erupsi, tidak ada satupun manusia yang pernah memikirkan skenario untuk evakuasi. Begitu juga, ketika manusia diremehkan, sebenarnya ia punya efek kejut yang luar biasa ketika bangkit.
Konsekuensi merupakan cambuk tak terlihat yang dibuat untuk menggerakan nurani manusia yang berfikir. Bahwa diam dan menerima keadaan bukan reaksi dari gagal berhasil, karena diam adalah sifat benda mati.
Komentar
Posting Komentar