Sejatuh-jatuhnya

Dalam matamu, bisakah aku larut didalam semesta yang ada didalamnya? Tempat di mana segala sesuatu tampak mungkin. Bolehkah aku terdampar di sana, menjelajahi setiap bintang yang berkilau dan terbenam pada galaksi tak hingga?

Dalam hangat pelukan, bisakah aku pulang kedalamnya dari udara dingin? Bolehkah itu yang pertama kali menyambutku setelah lelah akibat panjang dan jauhnya perjalanan? Bolehkah itu jadi tempat akhirku berlabuh dan menjadi motivasiku untuk tetap hidup hari ini, lusa nanti dan kemudian hari?

Dalam lekuk senyummu, bolehkah aku mendedikasikan hidup agar senyum itu selalu ada? Bolehkah senyum itu menjadi alasan senyumku? Bolehkah aku selalu menjadi alasan di balik senyum itu? Bolehkah aku mempersembahkan segala sesuatu untuk menjaganya?

Dalam realitas dimensi, bisakah kita jadi abadi yang tak terkait waktu?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu