Kamu-ku
Kamu api unggunku, yang menjadi tempatku menjatuhkan penat yang teramat pekat. Menumpas lelahnya rutinitas yang semakin keparat. Mengubahnya menjadi bara api penyemangat, hangat.
Kamu hujanku, yang mana saat segala suasana pecah mengering. Tetesmu mengusap letih dan kakunya raga lelahku. Membirukan isi kepala yang tersumbat karena pening. Mengalirkan peluh keringat dari kusamnya lekuk wajah, menjadi sumringah, cerah.
Kamu lautku, yang dengan bebasnya aku meneriakkan keluhan-keluhanku. Yang selalu balut dengan sisi kuatku, dan kuhempaskan sekarang padamu . Sambil menangis memekik, mengigau, meracau.
Kamu awanku, yang setiap hari kuharap-harap keteduhannya. Melindungiku dalam temaram bayang kelabumu. Menghindarkanku dari tersengatnya kalbu oleh panas yang tak perlu. Hingga akhirnya kurebahkan tubuhku, menoreh ke atas, lalu melagu.
Kamu tulisanku, yang kususun dengan teliti. Ku ukir semestaku aksara per aksara. Diatas selembar kertas dalam diari. Lalu kusimpan disetiap lika-liku kehidupan yang membingungkan, aku bisa menginterpretasikan hidup ini, denganmu.
Kamu adalah aku, yang kusimpan jauh di dalam inti ke-aku-an-ku. Lalu kumengerti sebisanya tentang diriku, kugali dalam-dalam. Lalu aku menemukanmu, hidup. Didalamku.
Komentar
Posting Komentar