Karsa.


Mari menikmati anugrah cinta Sang Kuasa sesuai kehendak yg tertanam secara nyata.

Aku ingin mencinta dengan saling bertukar senyum dan saling memandangi saat kita pergi ke pucuk-pucuk bukit untuk sekedar melihat awan atau lautan. Lalu menyadari kita adalah bagian dari komponen semesta yang padu dan sedang menyatakan untuk membaku menjadi satu. Sambil berpegangan tangan, mulai saling menaruh harapan dan melakukan beberapa persiapan untuk tantangan yang ada di depan.

Aku ingin mencinta dengan menua bersama , dengan bahagia yang sederhana, apa adanya,  tanpa harus memikirkan gengsi untuk mengesankan manusia lainnya. Memprinsipkan diri bahwa bahagia hanya milik kita dan untuk kita. Dengan keyakinan asal berdua, tak peduli tujuannya kemana, tak peduli esok makan apa, mau mendaki atau menurun. Kita akan sampai ditujuan yang sama, yaitu kebahagiaan yang kita usahakan bersama.

Aku ingin mencinta dengan menulis mimpi yang sama. Walau dengan cara berbeda sampai berpisah benua. Pada akhirnya cinta yang mempertemukan kita di tengah-tengah keselarasan dan kesepahaman. Bahwa dunia adalah media, sedangkan kita adalah dua insan yang bekerja keras memperjuangkan bahagia dan bercita-cita mewariskan tawa pada penerusnya.

Aku ingin mencinta dengan saling menemukan, bukan cinta yang berat sebelah, bukan cinta yang diperjuangkan satu insan. Sampai menemukan aku didalam dirimu, sampai kita sama-sama tak mampu untuk tidak menggilai satu sama lain. Mematikan rasa kepada yang selain kamu.


Aku ingin mencinta hanya denganmu, yang sudah kuikrarkan hanya satu. Dan setidaknya kuberitahu kamu tentang rasaku, di rangkaian kata yang barusan ku padu.

Ini porsiku, porsimu nanti kucari tahu.

Karsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu