Merajut Asa Bersama

Jatuh Cinta.

Dengan melankolisnya aku terpaksa mengangkat tema, yang bagiku masih bias maknanya. Namun untuk sekadar mentekstualkan pemahamanku tak apa, toh hanya untukku. Pembaca hanya bonus.

Bicara tentang 'bersama' dan korelasinya dengan jatuh cinta. Mungkin perlu pemaknaan yang lebih dalam. 'Bersama' yang sesungguhnya tak bisa hanya dicapai dengan ungkapan 'i love you'  dan dibalas 'i love you too'. 'Bersama' berarti membangun segalanya dari nol kemudian menjaganya dari segala badai yang menerpa sampai waktu yang tak hingga. Menaklukkan ketidakmungkinan bernama egoisme untuk mengedepankan kebaikan dan tidak menganggap lagi hidup sebagai satu melainkan dua individu yang sedang berusaha jadi satu.

Dan semua dilakukan 'bersama', tidak saling menuntut untuk memenuhi kebutuhan salah satu. Tidak menuntut untuk secepatnya mewujudkan janji-janji dan tidak memaksakan hal-hal yang sebenarnya belum mampu untuk di wujudkan salah satunya.

Beberapa ungkapan yang perlu kamu tahu, kalau suatu saat kamu membaca garis perasaanku yang tak seberapa ini.

Begini.

Aku memang mengusahakan kita keliling dunia. Berkeliling di tengah indahnya benua Eropa atau menjelajahi pelosok Afrika. Tapi, kita harus mengawalinya dengan membangun bahtera bernama rumah tangga. Dengan pasokan seadanya, merintis mencari modal dengan kubonceng di atas kendaraan butut beroda dua,yang selalu mau habis bensinnya. Bukannya begini kita bisa belajar bahagia? bercanda diatas motor sambil menertawai asap pekat yang kita hirup dan pakaian basah karena jas hujan yang tak mampu menghadang hujan deras. Lalu kita melupakannya hanya dengan saling memeluk, untuk saling menghangatkan, sampai lupa mengaduh atas jarak yang masih teramat jauh.

Aku memang menjanjikanmu hidup nyaman. Tinggal dirumah megah dengan karpet membentang sampai kesudutnya sekalipun. Tapi, kita harus memulainya dengan menyewa kontrakan yang bahkan untuk meluruskan kakipun sulit. Dan karena sempitnya itu, membuat suasana makin hangat. Ketika kaki kita saling bersentuhan saat merelaksasikan badan, saat kau terganggu dengkuranku sampai adzan, saat semua gelak tawa dan canda pecah diruang sesempit itu!

Aku memang menyumpahimu untuk makan enak. Di Restoran ternama kelas dunia, tanpa melihat lagi tarif harga yang berada di bagian kanan menu bertuliskan tinta emas itu. Tapi, kita harus memulainya dengan masak seadanya. Saat harus makan mie instan satu piring berdua. Sampai dahi kita bersentuh keras ketika menyantap hidangan pengganjal lapar itu, lalu sama-sama tertawa dan lanjut bercanda. Sampai tak sadar kita lupa ukuran porsi yang kita makan biasanya, menjadi kecukupan, asal makan berdua.

Aku memang menjaminmu dengan setia sampai tua, melihat bumi menua, mengamati insan mungil yang kita didik sampai mendunia. Tapi, kita harus memulainya dari hari pertama, saling mendalami karakter, saling menyingkirkan egoisme, saling memuji dan saling mengindahkan.

'Bersama' berarti merajut semuanya dengan tangan kita berdua. Masalah akan indah atau tidak. Di tangan Tuhan urusannya. Yang penting kita merajut bersama untuk melawan dunia. Mengabadikan kita, memfanakan waktu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu