Sinergitas.

Di malam-malam yang suntuk, kuliterasikan pikiran acak.

Bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya.

Seiring berjalannya waktu, tulisanku membawa kepada kesimpulan-kesimpulan. Bahwa netizen yang berbahagia, datang untuk menikmati bahasa-bahasa cinta yang cenderung metafora. Indah namun semua subjektif dan khayalan. Bahasa cinta memang memanjakan mata dan menggelitik telinga. Namun ia bagai narkoba bagi hatimu, semakin sering kau mengesampingkan logika, hatimu rabun. Tercandu cinta yang sempurna dan ideal untuk sesama. Namun yang harus kalian ketahui, logikalah yang membuat sehat sebuah hubungan.

Perlu pembuktian? Dari mana rasa cemburu, dengki, marah, galau itu datang? Kalau hatimu mati rasa dan rabun perasaan, bagaimana menyelesaikan masalah secara objektif kalau tidak melibatkan logika? lalu kenapa kalian lebih cenderung memahami bahasa cinta daripada menajamkan logika? Itulah kenapa masalah hubungan kadang berakhir kandas secara sepihak dan meninggalkan satu pihak dengan luka menganga. Subjektivitas.

Semua akan menemukan korelasinya, setiap partikel perasaan dan pemikiran akan bersatu padu. Membentuk kesesuaian. Menghasilkan sinergitas. Dengan harapan ia akan bersatu sampai waktu yang tak terbatas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu