Pisah
Malamku resah. Tenggat waktu semakin membuat gelisah, ketidakpastian akan tahun-tahun mendatang menghantui layaknya sebuah tuntutan yang harus kulalui dan selamat untuk hidup setelahnya. Didalam panjangnya kisah, aku membukukan banyak kesah. Bahwa dalam menulis dan menjalani kisah, aku harus menemui prinsip-prinsip agar tulisanku matang dan berarti. Dan sialnya, yang membuatku selalu ingin menulis bukan murni datang dari dalam diriku, ada juga beberapa tulisan dimana aku menghiperbolakan dia, sosok yang selalu kutulis dalam berbagai metafora.
Aku dan dia, kami, menjalani kisah, melalui hari-hari berat yang kami pikul bersama, sayangnya kami tak pernah belajar untuk jujur akan perasaan, kami hanya belajar mempertahankan, ego. Entah hanya aku yang gundah ketika hari yang tersedia makin mudah dihitung, menuju entah, namun tak ada hal yang dapat kulakukan selain pasrah.
Keparatnya lagi, walaupun aku sudah banyak menulis dan memilih-milih kata yang baik. Ada kata kunci yang hilang, kurang kuwaspadai timbulnya. Bahwa disetiap kisah, ada pisah.
Ah, entah.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus