Tidak Hanya Sekedar Berceloteh


Lama sudah aku memupuk asa, ini-itu kurencanakan sejak muda, berjalan tegap bak paling berkharisma, namun lama kelamaan akhirnya sadar juga, diri ini belum ada apa-apanya. Sekarang orang memandangku agak gila, mempertaruhkan segalanya demi hal yang tak masuk logika, karena  sering lusuh saat dilihat mereka, entah apa yang kukerjakan menurut persepsinya, apa memang mereka tau semua, justifikasi liar walaupun hanya prasangka.

Mulailah kudengar kalimat-kalimat palsu, penuh jilatan ketika ada perlu, namun menghina dari sudut yang tak ku tau. Mengeluh ini itu kepadaku, yang semunafiknya harus kudengarkan sampai selesai keluhan itu, walau akhirnya setelah kuperjuangkan aku tau, semuanya palsu. Semoga orang-orang yang begitu, cepat diberikan bisu.

Mereka tak mungkin tau, saat semua orang hanya berdiam diri di situ, dengan bertolak-pinggang berkomentar bak paling tau, sementara aku di sini selalu berusaha maju, demi segalanya yang dibilang orang tadi tak masuk logika itu. Apa mereka tak tau rumitnya keadaanku, sembari mengejar yang kutuju, sembari pula dihina ini-itu.

Aku tak seperti mereka yang selalu ingin berada di langit-langit, lupa diri kalau jatuh nanti, rasa yang muncul hanya sakit. Langitku dan langitmu berbeda, sementara kau sudah duduk di singgasana, aku masih merangkak dibawah sana, tak terlihat mata, jauh dari pandangan manusia. Bedanya, aku suka berjalan dijalan yang tak banyak dilalui manusia. Lihat saja nanti, kita bertemu di puncak langit akhirnya.

Memang hal yang kuperjuangkan skalanya hanya kecil, tapi setidaknya ku ubah masalah besar jadi mungil. Kukerjakan sesuatu yang kemungkinan di depan akan menjadi hambatan, walaupun sekarang tak diperhitungkan, setidaknya aku mengambil pelajaran.

Sudah beribu kesulitan kulewati, kelaparan hingga kelelahan tak ada henti, rasanya sudah hampir semua kualami, tapi kau tau kenapa aku tak pernah berhenti? karena kesulitan-kesulitan yang terakumulasi akan mengajarkanmu tentang sejatinya jati diri, dan hal-hal ini, yang mengajarkanku untuk tidak menyerah terlalu dini. Dan yang harus kau tau lagi, aku tidak pernah berpuas diri.

Kuberi tahu kalian, bukan aku merasa yang paling jantan. Bukan juga yang paling sering berinovasi atau yang selalu memberi visi dan bukan juga yang paling berpengaruh karena kontribusi, tapi kukerjakan apa yang sekiranya perlu solusi. Biar saja kalian anggap remeh, setidaknya aku tidak hanya sekedar berceloteh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu