Menyelamatkan Moral
20/04/2017.
Seorang ibu berkeringat darah dengan kaki penuh bekas padatan semen berpulang kepelukan Tuhan. Rupanya beliau hidup dibawah tirani, dibawah kepenguasaan zalim suatu penguasa. R.A. Kartini masa kini. Beliau memperjuangkan kampung halamannya yang dijajah oleh penguasa, yang dahulu waktu pilkada Ia pilih si penguasa itu di TPS dekat rumahnya.
Namun apa daya, karena ketamakan sang pemilik perusahaan semen yang gemuk itu. Budaya dan kearifan lokalnya akan digaruk bersama bukit-bukit karst yang akan digunakan sebagai bahan baku semen itu. Sebelum aksi beliau sempat protes, ke pemerintah pusat, namun dilempar sana-sini.
Muncullah seberkas cahaya harapan ketika tuntutan mereka diterima MK beberapa waktu setelahnya, namun belakangan, tuntutan itu dicabut kembali. Dan gubernur jawa tengah itu masih saja ingin melanjutkan penggarukan karst di wilayah Rembang. Dengan dalih dapat menjadi potensi pemasok semen terbesar di Indonesia.
Masyarakat itu tak pernah disosialisasikan bagaimana caranya untuk melakukan tuntutan atau sebut saja unjuk rasa. Karena sebagian besar mereka adalah petani! yang memberikan makan untuk anak-anak dari bos perusahaan, pejabat-pejabat dan presiden! Namun tanah mereka dijajah, oleh pemimpin mereka sendiri.
Satu nyawa. Tidak apa. Itu akan terganti oleh trilyunan profit dari industri semen itu untuk negara. Tidak apa satu nyawa!? Itu nyawa ibu kita semua, yang memperjuangkan tanah untuk masa depan anak-cucunya. Berhenti memikirkan perut sendiri, sementara perut yang lain belum terisi.
Kuberitahu, Ibu Patmi namanya. Ia berpulang ketika melakukan aksi semen kaki, mati terpasung semen, serangan jantung, sambil menangis. Jangan sampai kita semua tidak dimaafkannya, di hari penghakiman nanti.
09/05/2017.
Seorang ibu berkeringat darah dengan kaki penuh bekas padatan semen berpulang kepelukan Tuhan. Rupanya beliau hidup dibawah tirani, dibawah kepenguasaan zalim suatu penguasa. R.A. Kartini masa kini. Beliau memperjuangkan kampung halamannya yang dijajah oleh penguasa, yang dahulu waktu pilkada Ia pilih si penguasa itu di TPS dekat rumahnya.
Namun apa daya, karena ketamakan sang pemilik perusahaan semen yang gemuk itu. Budaya dan kearifan lokalnya akan digaruk bersama bukit-bukit karst yang akan digunakan sebagai bahan baku semen itu. Sebelum aksi beliau sempat protes, ke pemerintah pusat, namun dilempar sana-sini.
Muncullah seberkas cahaya harapan ketika tuntutan mereka diterima MK beberapa waktu setelahnya, namun belakangan, tuntutan itu dicabut kembali. Dan gubernur jawa tengah itu masih saja ingin melanjutkan penggarukan karst di wilayah Rembang. Dengan dalih dapat menjadi potensi pemasok semen terbesar di Indonesia.
Masyarakat itu tak pernah disosialisasikan bagaimana caranya untuk melakukan tuntutan atau sebut saja unjuk rasa. Karena sebagian besar mereka adalah petani! yang memberikan makan untuk anak-anak dari bos perusahaan, pejabat-pejabat dan presiden! Namun tanah mereka dijajah, oleh pemimpin mereka sendiri.
Satu nyawa. Tidak apa. Itu akan terganti oleh trilyunan profit dari industri semen itu untuk negara. Tidak apa satu nyawa!? Itu nyawa ibu kita semua, yang memperjuangkan tanah untuk masa depan anak-cucunya. Berhenti memikirkan perut sendiri, sementara perut yang lain belum terisi.
Kuberitahu, Ibu Patmi namanya. Ia berpulang ketika melakukan aksi semen kaki, mati terpasung semen, serangan jantung, sambil menangis. Jangan sampai kita semua tidak dimaafkannya, di hari penghakiman nanti.
09/05/2017.
Seorang pria berwajah penuh guratan urat dan berbaju kotak-kotak dijerumuskan ke dalam dinginnya jeruji besi. Tidak hanya itu, pro-kontra juga pergi bersamanya. Banyak cuitan anak-anak muda cetek ilmu dan cetek iman, bernyanyi-nyanyi di sosial media. Hukum di Indonesia sudah punah katanya, begitu juga iman dan taqwa mereka, hilang tertutup aroma busuk permukaan laut paradigma.
Segala-galanya kini dikaitkan dengan faktor teologis, ketuhanan dan keagamaan. Perbedaan membuat semua begitu berbeda. Saya beragama Islam dan saya kecewa, kepada orang Islam sendiri. Bagi mereka yang turut mencaci dan memaki, Sang Pria berbaju kotak-kotak, saat tergelincir melontarkan kata dalam sebuah pidatonya. Apakah ayah-ayah Anda tidak menampar mulut Anda ketika Anda melontarkan caci dan makian kepada sesama?
Saya jujur tidak akan memilih Pria itu (ketika punya kesempatan) untuk memimpin Jakarta, karena saya diajarkan dan telah meyakinkan diri atas apa yang diajarkan oleh Agama. Namun, saya tidak sampai membenci dia. Islam mengajarkan untuk harmonis dan mengharmoniskan, bukan mengkafir-kafirkan orang. Islam mengajarkan untuk membuka pintu maaf dan mentoleransikan kesalahan sebesar apapun. Karena Sang Pemilik Maha Toleransi dan Maha Pemaaf itu Maha Mulia, masa saya? mahluk kotor dan hina ini? tidak dapat memaafkan?
Protes boleh saja, itu bentuk bela agama. Dan sebagai bentuk peringatan, umat islam tidak main-main atas ketaqwaannya. Setelah memberi peringatan dan sang pembuat kesalahan sadar lalu meminta maaf, kenapa tak kita maafkan saja dia? dan doakan suatu saat dia akan menjadi seorang penyeru kebenaran dalam agama kita? Mengapa kita hilangkan nilai Rahmatan lil alamin dari agama kita? apakah agama kita hanya rahmat untuk umatnya saja? sedangkan Islam sudah jadi rahmat untuk semesta alam dari zaman nabi Adam As. sampai sekarang. Dan hei, separah apapun agama ini dinistakan oleh orang lain atau agama lain, Islam akan tetap mulia dan tak akan pernah berkurang kemuliannya dari muka bumi ini, kau tahu.
Tolong berhenti saling caci, saling maki. Ayat Al-Qur'an, Hadist, Nabi-Nabi, Kyai, Alim Ulama, Guru-guru dan para orang tua tak pernah mengajarkan kita bahwa caci-maki itu baik, bahkan yang mengatasnamakan agama sekalipun.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biarlah orang-orang bicara. Hukum di Indonesia sudah punah, Agama sudah jadi alat sebagai penarik minat dan pencari rekan politik, Orang baik di kriminalisasikan, dan berbagai macam kebusukan yang terjadi diantara kita.
Lupakan, tatap kedepan. Jika memperbaiki moral bangsa terasa sangat sulit, PERBAIKI MORAL ANDA!
Komentar
Posting Komentar