Tak Berkriteria


Aku telah jauh mengenalmu, mungkin lebih jauh daripada mengenal jati diriku. dan aku sudah terpana dengan apa yang kau pancarkan dari keteduhanmu berbicara padaku. Dan tak perlu muluk-muluk, jangan jadikan dirimu impresif. Cukup dengan senyummu yang biasa. Aku sudah betah memandanginya.

Tak perlu kau pergi jauh hanya untuk sekedar membeli tas jinjing mahal itu, meskipun terlihat sedikit lebih modis dari biasanya. Namun kau sudah cukup dengan apa adanya. Juga tak perlu bibirmu bergincu, pemberian Tuhan itu sudah cukup mengkilat saat aku memandanginya.

Kau juga tak perlu memakai pakaian yang begitu repot, hanya untuk menunjukkan kemampuanmu dalam berdandan. Memakai sesedikit mungkin asal diperlukan cukup untukku. Dan tentunya aku masih tergila-gila dengan kesederhanaanmu yang begitu manis dimataku.

Kau tahu, mahkotamu bagiku hanya senyummu. Itu hal yang memperindah setiap sudut wajahmu, itu yang menunjukkan warna-warnamu, itu yang menunjukkan pesonamu. Dan gaunmu bagiku hanya sikap teduhmu. Itu hal yang menyempurnakan dan hal yang melandaskan ketertarikanku padamu.

Sementara, tolong diam disitu. Tak perlu berpose, biar aku melukismu. Dengan imajinasi-imajinasi terliarku dan mewarnainya dengan warnaku. Kuoleskan tinta-tinta supaya membentuk suatu kepaduan. Walaupun dengan lihai kumelakukannya kau tetap dirimu, dengan warnamu. dan tak bisa ku kategorikan dalam kategoriku. Kau otentik. Bagiku untukmu, tak perlu kriteria bagiku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Sekarang

Dad, how did I do?

Sepotong Rindu