Melodia Senja
Sewaktu Surya sudah mulai beranjak dari kedudukannya, aku pergi dari bale bambu yang biasa kupakai untuk duduk-duduk. Berjalan ke ketinggian membawa gitar dengan sedikit kudapan untuk bekal di atas sana. Mulai kufikirkan melodi apa yang akan kusampaikan lewat dawai gitarku sembari kulangkahi jalan mendaki yang sedikit berbatu. Tak terasa rupanya ketika aku sedang sibuk dengan benakku, sampai juga aku di titik ketinggian yang ku tuju. Terduduklah aku di bawah pohon randu yang agak rindang dibuat angin, sambil masih berpikir melodi apa yang paling cocok kusenandungkan hari ini.Tak lupa kuseduh kopi hitam yang bijihnya dari Tanah subur di ujung pertiwi. Kuaduk, kuhayati setiap denting benturan sendok ke bibir cangkir. Begitu sendu. Setelah itu kuhirup wangi kopi yang khas itu. Ahh, momen paling romantis di hari itu. Sambil menunggu kawanku yang kunanti itu, kutulis puisi-puisi dan sajak, kuadukan semua keluhku dalam barisan kata-kata yang syahdu, kemudian coba kulantangkan